Komponen Fungsi dan Cara Kerja Pengapian Konvensional

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

    Internal Combustion Engine atau sering dikenal mesin pembakaran dalam menghasilkan tenaga dengan cara membakar campuran udara dan bahan bakar (bensin).
Pembakaran ini dilakukan di dalam silinder suatu mesin. Pada mesin bensin perlu adanya loncatan bunga api untuk memulai proses pembakaran, dimana bunga api itu dihasilkan oleh komponen yang disebut busi.
Tentu hal ini busi memerlukan suatu tegangan listrik untuk menghasilkan bunga api.
Berikut gambar komponen dan rangkaian pengapian konvensional




1. Baterai, berfungsi untuk sumber arus / menyediakan arus listrik bertegangan rendah berkisar 12 V untuk disalurkan ke coil.

2. Ignition Coil, berfungsi untuk menaikan tegangan baterai 12 V menjadi tegangan tinggi 10.000V /lebih yang dioerlukan untuk pengapian.

3. Distributor, secara umum fungsi distributor untuk membagian arus listrik tegangan tinggi ke tiap-tiap busi, namun di distributor ini terdapat berbagai macam komponen :

Cam atau sering disebut nok berfungsi untuk mmbuka platina pada sudut poros engkol yang tepat untuk masing – masing silinder.
Braker Point/ Platina berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari kumparan primer coil agar menghasilkan arus tegangan tinggi pada kuparan sekunder coil.
Condenser berfungsi untuk menyimpan arus sementara dari kumparan primer dan menyerap loncatan bunga api yang terjadi pada platina pada saat kondisi membuka.
Centrifugal Governor Advancer untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
Vaccum Advancer, memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin dengan cara memanfaatkan kevaccuman di intake manifold.
Rotor, komponen ini berfungsi untuk membagi arus listrik bertegangan tinggi ke tiap-tiap busi sesuai dengan FO.
Kabel tegangan tinggi, berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari coil ke distributor maupun dari distrubutor ke busi.
Busi, mengeluarkan arus listrik tergangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui electroda


    Oke sekarang penjelasan cara kerja dari pengapian konvensional:

1. Arus dari baterai 12 V ini disalurkan ke terminal “B” kunci kontak lalu ke terminal “IG” kunci kontak melalu sekring terlebih dahulu.

2. Dari kunci kontak arus mesuk ke terminal (+) koil yang kemudian melewati kumparan primer kemudian keluar melaui terminal (-) koil dan arus ini disalurkan ke platina.

3. Pada saat kondisi platina menutup arus di salurkan ke massa (graund).

4. Arus yang mengalir ke massa mengakibatkan terjadinya medan magnet pada inti koil.

5. Seiring berjalannya waktu dan nok berputar sehingga dapat menekan/membuka plat kontak (platina), karena platina membuka secara tiba-tiba akan arus di kumparan primer juga terputus sehingga kemagnetan di inti koil hilang secara tiba – tiba hal ini akan membangkitkan arus listrik di kumparan sekunder menjadi 10.000 V atau lebih.
(Perlu diketahui arus di kumparan primer berjumlah 12 V disebut induksi diri sedangkan arus dikumparan sekunder yang berjumlah 10.000 V atau lebih disebut induksi mutual).

6. Lanjut.!! Arus tegangan tinggi dari kumparan koil ini dialirkan ke distributor melalui kabel tegangan tinggi.

7. Di dalam distributor arus dibagikan ke tiap-tiap busi oleh rotor sesuai firing order mesin tersebut.

8. Saat busi dialiri arus listrik maka akan terjadi loncatan bunga api yang akan membakar campuran bahan bakar di dalam ruang bakar. Dan siklus kembali seperti awal.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mengidentifikasi Terminal-Terminal Regulator - Sistem Pengisian

Komponen, Fungsi, dan Cara Kerja Pengapian Elektronik tipe Transistor Control Ignition Induktif

Cara Kerja Sistem Pengisian Mobil -Komponen Alternator